
SAMADE – Pantaslah banyak yang cemburu terhadap tanaman kelapa sawit, termasuk yanag ada di Indonesia. Sebab, jangankan tandan buah segar (TBS), minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), atau kernel, bahkan biomassa yang lain yang berasal dari sawit pun bisa disulap menjadi bahan untuk pembuatan rompip antipeluru.
Laman Elaeis.co yang diakses SAMADE, Senin (5/7/2021), menyebutkan rencana pembuatan rompi antipeluru yang sangat cocok untuk petugas khusus di kepolisian dan tentara itu diungkapkan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, saat bertemu dengan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) TNI AD Mayjen TNI Mohamad Hasan beberapa waktu yang lalu.
Momen pertemuan itu dibagikan melalui akun Instagram (IG) @arifsatria10. Arif menyampaikan, pertemuan membahas tentang inovasi IPB dalam pembuatan rompi antipeluru dari limbah sawit.
Selain itu, kata dia, juga membahas inovasi biskuit kepala lele yang cocok untuk TNI saat operasi.
“Pertemuan dengan Danjen Kopassus tentang kerja sama IPB dan Kopassus bidang inovasi. IPB memiliki inovasi rompi antipeluru dari limbah sawit. Juga inovasi biskuit kepala lele yang cocok untuk TNI saat operasi,” ujar Rektor IPB di akun IG-nya tersebut.
Dalam foto yang diunggah, terlihat Arif menjelaskan secara serius tentang inovasi IPB untuk mendukung personel Kopassus. Sementara itu, Mayjen TNI Mohamad Hasan tampak serius menyimak penjelasan Arif.
Rompi antipeluru berbahan serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan hasil riset peneliti IPB University dari Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Dr Siti Nikmatin, yang didanai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Dr Siti Nikmatin menjelaskan, kandungan lignoselulosa di dalam TKKS memiliki potensi tinggi dalam menyerap energi tumbukan.
Apalagi jika disusun dalam bentuk anyaman dengan orientasi sudut tegak lurus pada sistem komposit laminated atau sandwich.
“Melalui penambahan coating material antipanas, serat TKKS woven dapat menahan api dalam waktu 30 detik. Hal ini yang digunakan dalam perancangan baju antipeluru,” terangnya.
Dalam proses uji tembak menggunakan pistol glock dengan peluru MU1-TJ pada jarak efektif 25-50 meter, baju antipeluru berbahan dasar TKKS ini terbukti mampu menahan peluru tersebut.
“Namun, baju antipeluru ini masih belum mampu untuk menahan tembakan pistol laras panjang sehingga masih memerlukan riset lanjutan,” tegasnya.
Oh, artinya, dengan penelitian yang paripurna, maka diharapkan tercipta rompi antipeluru yang paripurna juga, yang membuat aparat pertahanan dan keamanan kita semakin enjoy mengabdi kepada negara dan bangsa Indonesia.
Doakan semoga tankos sawit benar-benar sempurna menjadi rompi antipeluru bagi TNI/Polri yuk. Amin!